“Kematian”
Yohanes
19:28-37
“Tetelestai”—sudah
selesai, begitulah kata Tuhan Yesus dari atas salib ketika Ia akan
menyerahkan nyawa-Nya. Kemudian dengan tenaga yang tersisa, Yesus
Kristus pun berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa ke dalam
tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku!” (Lukas
23:46). Demikianlah Yesus Kristus mati. Gempa bumi serta
terbelahnya tabir Bait Suci (Matius
27:51) menjadi saksi mati-Nya Sang Mesias dan genapnya semua
karya keselamatan Allah bagi manusia. Segenap perlambang dan nubuatan
Perjanjian Lama yang menunjuk kepada semua penderitaan Sang Mesias
telah terlaksana dan terjawab. Pemuasan murka Allah sudah terbalaskan
dan memenuhi syarat keadilan Allah. Kristus sudah menjalani dan
menyelesaikan tugas-Nya! Kini Ia siap untuk kembali kepada Bapa. Ia
menyerahkan nyawa-Nya secara sukarela, bukan karena direnggut secara
paksa dari-Nya. Ia membayar lunas pengampunan dan kehidupan ke dalam
tangan Bapa-Nya. Penikaman lambung Yesus untuk memastikan
kematian-Nya perlu dilakukan sebagai bukti kebenaran atas
kebangkitan-Nya.
Kematian Yesus Kristus adalah tema
utama dalam Injil Yohanes. Mulai dari awal Injil ini (Yohanes
1:29, 2:19,
3:14,
8:28,
10:11-18,
12:32)
sampai akhirnya (19:28-37), Injil Yohanes berbicara tentang bagaimana
Tuhan Yesus akan mati bukan sebagai suatu kebetulan, tetapi sebagai
sebuah ketetapan Ilahi. Injil ini ditulis supaya kita percaya bahwa
Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kita—oleh iman
kita—memperoleh hidup dalam nama-Nya (20:31).
Kitalah alasan yang membuat Yesus Kristus menderita dan mati di kayu
salib! Jangan ragukan Dia lagi! Dialah Tuhan dan Juruselamatmu!
Pandanglah pada-Nya, akuilah Dia, dan terimalah hidup yang kekal
dalam nama-Nya! [SW]
Yohanes 20:31“…tetapi
semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya,
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu
memperoleh hidup dalam nama-Nya.”